Halaman

Selasa, 25 Desember 2012

Penilaian Buku Teks dan Pengamatan Artikel yang Berkaitan dengan Buku Teks Pelajaran



UAS PENGEMBANGAN BAHAN AJAR CETAK

1.    Pengamatan Buku Teks Pelajaran

Judul                           : Ilmu Alam Sekitar
Pengarang                  : Sukis Wariyono dan Yani Muharomah
Penerbit                       : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2008
Tempat Terbit             : Jawa Barat
Tahun Terbit                : 2008
Jenis Buku                  : Buku Teks Pelajaran
Jenjang Pendidikan    : SMP
Tingkat Pendidikan     : IX
Semester                    : I dan II
Standar Kompetensi   : -
Kompetensi Dasar      : -
Indikator pencapaian  : Dalam bentuk tujuan pada setiap bab
Ilustrasi dan jenisnya   : Terdapat ilustrasi dalam bentuk gambar animasi dan foto
Tingkat keterbacaan   : Dianggap mudah (<7 – 3)

·         Penilaian buku dari berbagai aspek

Buku Teks Pelajaran Ilmu Alam Sekitar merupakan buku teks yang digunakan untuk SMP kelas IX. Berdasarkan penjabaran dari kelengkapan buku tersebut di atas, berikut penilaiannya :


No
Kesesuaian dengan Kurikulum
Isi
Metodologi Pembelajaran
Bahasa
Ilustrasi
Grafika
1
berdasarkan data yang diperoleh dari pengamatan, buku ini cukup sesuai dengan kurikulum yang ada, hal itu dapat dilihat dari adanya tujuan disetiap Bab yang disesuaikan dengan kurikulum yang ada. Pada awal penyajian terdapat trigger dan advance organizer, sebagai contoh dalam bab 1, dengan pokok materi ‘Sistem Ekskreasi pada Manusia’ trigger : disajikan dalam bentuk pertanyaan, advance organizer : disajikan dengan peta konsep, pretes : dalam bentuk pertanyaan, dan juga terdapat beberapa kata-kata kunci.

isi yang terdapat dalam buku teks pelajaran ilmu Alam Sekitar untuk SMP kelas IX mengacu pada peta konsep yang ada, yaitu mengenai ‘Sistem Ekskreasi pada Manusia’ dengan sub pokok bahasan alat-alat ekskresi pada manusia dan kelainan dan penyakit pada sistem ekskresi. Dengan mengacunya bahasan isi pada peta konsep yang ada, membuat buku ini memiliki pembahasan yang tepat dan tidak melebar.
Metodologi pembelajaran yang digunakan cukup sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yaitu IPA, dengan memberikan tugas, latihan, dan proyek sebagai bahan refleksi bagi peserta didik agar dapat menguatkan pengetahuan peserta didik dari materi yang telah disampaikan melalui pembahasan dari setiap bab. hal ini tentunya sangat sesuai dengan karakteristik peserta didik SMP yang masih memerlukan banyak penguatan untuk memperkuat pemahaman yang telah diterimanya.
Bahasa yang digunakan  adalah bahasa yang mudah untuk dipahami oleh peserta didik SMP. Berdasarkan data yang didapatkan dari hasil fog indeks yang dilakukan, tingkat keterbacaan dianggap mudah (<7 – 3)
Dalam setiap Bab terdapat ilustrasi yang berbentuk gambar-gambar animasi dan foto-foto yang cukup jelas, hal ini  tentunya dapat mempermudah peserta didik untuk memahami isi buku yang ingin disampaikan oleh penulis
Buku teks pelajaran ilmu Alam Sekitar untuk SMP kelas IX memiliki kelengkapan dari segi grafika yang cukup baik. urutan buku yakni, cover muka berwarna, cover dalam, data buku, kata sambutan, kata pengantar, daftar kelengkapan buku, daftar isi, pembahasan tiap bab yang dilengkapi dengan trigger, anvance organizer, dan ilustrasi dalam bentuk gambar-gambar animasi dan foto, diakhiri dengan tugas , latihan, rangkuman, refleksi, dan glosarium.

·         Kelebihan dan Kelemahan

Berdasarkan dari pengamatan yang telah dijabarkan, buku ini memiliki banyak kelebihan dari berbagai aspek yang ada, kelebihan tersebut tentunya dapat membuat peserta didik lebih mudah untuk memahami isi dari buku tersebut. Kelemahan buku ini adalah tidak adanya standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dapat berfungsi sebagai acuan yang sangat mendasar dalam membuat materi pada sebuah buku.
·         Saran

Menurut pengamatan saya, buku ini sudah cukup lengkap, agar lebih bagus lagi, sebaiknya dilengkapi dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dapat menjadi acuan dalam pembahasan isi.


2.    Laporan penelitian dalam bentuk 10 artikel yang berkaitan dengan penelitian buku teks

·         Artikel yang diamati

No
Judul Artikel
Masalah yang Diteliti
Sumber
1
Evaluasi Isi Buku Teks Pelajaran Sejarah Pada Masa Orde Baru.
Penelitian didalam artikel ini memiliki fokus masalah isi dari buku teks sejarah untuk sekolah menengah pada masa orde baru. Tujuan penelitian adalah untuk mengevaluasi isi buku teks sejarah untuk sekolah menengah pada masa orde baru. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan fokus pada analisis isi buku teks sejarah. Analisis dan evaluasi dilakukan dengan menggunakan kriteria Sartono dalam menulis sejarah nasional. Terdapat tiga buku yang diteliti pada Kurikulum 1975, dua buku yang menggunakan pendekatan narratif adalah Siswoyo, S.W., 1979, Sejarah untuk SMA, jilid 1 dan Idris, Z,H., dkk, 1979, Sejarah Untuk SMA. Temuan penelitian menunjukkan bahwa kualitas buku teks sejarah sudah berkembang tetapi masih perlu perbaikan dalam hal pendekatan, kesamaan, dan integrasi nasional.
2
Analisis Buku Teks Kewarganegaraan Kelas 4 SD
Artikel mengenai ‘Analisis Buku Teks Kewarganegaraan Kelas 4 SD’ menganalisis dua buku yang berbeda, masalah yang dianalisis yakni:
1.    Isi
2.    Bahasa
3.    Sistematika buku
4.    Metode Pembahasan
5.    Kelebihan Buku
6.    Kelemahan Buku
Menurut hasil analis dari kedua buku teks Pendidikan Kewarganegaraan untuk kelas empat sekolah dasar dapat diambil kesimpulan bahwa buku terbitan dari Depdiknas dari segi isi cukup baik dikarenakan pembahasan materi dalam buku tersebut tidak berbelit-belit dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami walaupun sampul buku terlihat sederhana. Metode pembahasan dalam buku yaitu dengan menggunakan cerita pendek sebagai bahan pengantar penanaman pemahaman materi kepada siswa dengan gambar-gambar yang menarik. Walaupun memang buku terbitan Esis terbilang cukup menarik dari segi sampulnya namun masih kurangnya dalam pemadatan isi materi dan juga telah dilengkapi dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar.
3
Analisis Buku Teks Bahasa Indonesia Untuk SMP Kelas IX Dengan Pendekatan Tematik
Masalah-masalah yang dianalisis dalam ‘Buku Teks Bahasa Indonesia Untuk SMP Kelas IX Dengan Pendekatan Tematik’ yakni:
1.    kebenaran isi
2.    penyajian yang sistematis
3.    penggunaan bahasa dan keterbacaan yang baik
4.    grafika yang fungsional
Dalam pembahasannya, buku pelajaran  haruslah dirancang khusus untuk menjadi teman belajar bagi peserta didik. Buku pelajaran pada umumnya disajikan secara tematik. Artinya, didalamnya terdapat beberapa unit (bab) yang masing-masing berisi tema tertentu. Setiap unit yang diikat oleh sebuah tema tertentu terdiri atas beberapa kompetensi dasar. Kompetensi dasar ini diturunkan dari Standar Isi yang telah disusun oleh BSNP.

repository.ung.ac.id
4
Tinjauan Buku Teks Pelajaran Bahasa Indonesia
Sekarang ini, banyak buku-buku teks pelajaran yang beredar, di antaranya adalah buku-buku yang sudah memperoleh rekomendasi penilaian kelayakan dari Pusat Perbukuan. Namun, berdasarkan tinjauan atas beberapa buku pelajaran, masih ada beberapa hal yang patut menjadi perhatian pada saat sebuah buku akan dipilih. Dalam penelitiannya, tulisan ini berisi hasil observasi buku-buku teks pelajaran bahasa Indonesia secara umum dikaitkan dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22/2006 tentang Standar Isi, yakni mengenai:
1.    Kesesuaian antara Materi dan Waktu yang Tersedia
2.    Masalah Membaca Cepat dan Membaca Memindai
3.    Membaca Aksara Jawi
4.    Bahan Bacaan
5.    Penyajian Materi Bahasa dan Sastra
6.      Penggunaan Bahasa yang Baik dan Benar
5
Evaluasi Buku Teks Pelajaran Geografi
Buku teks pelajaran geografi yang dievaluasi adalah sebanyak tiga dari sepuluh buku yang paling banyak dimiliki SMA Negeri di kota Magelang dan sesuai dengan Kurikulum KTSP 2006. Masalah yang diteliti adalah:
1.     Komponen kelayakan isi,
2.     Komponen kebahasaan
3.     Komponen penyajian, dan
4.     Komponen kegrafikan
Penelitian evalaluasi ini bertujuan untuk mengetahui buku teks pelajaran yang baik dan sesuai dengan penilaian kelayakan dari Badan Standar Nasional Pendidikan.
6
Hakikat Dan Fungsi Buku Teks
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 11 Tahun 2005 menjelaskan bahwa buku teks (buku pelajaran) adalah buku acuan wajib untuk digunakan di sekolah yang memuat materi pembelajaran dalam rangka peningkatan keimanan dan ketakwaan, budi pekerti dan kepribadian, kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, kepekaan dan kemampuan estetis, potensi fisik dan kesehatan yang disusun berdasarkan standar nasional pendidikan. Dari kelima rumusan itu dapat diketahui indikator atau cirri penanda buku teks. Dari butir-butir indikator tesebut, buku teks mempunyai ciri tersendiri bila dibanding dengan buku pendidikan lainnya, baik dilihat dari segi isi, tataan, maupun fungsinya.
7
Perkembangan Buku Teks Pelajaran
Dalam perkembangan buku teks pelajaran, masalah yang diteliti yakni mengenai keberadaan buku teks atau buku pelajaran atau biasa juga dikenal dengan “buku paket” sangat dibutuhkan guru. Hal ini berdampak ketergantungan yang tidak sehat. Ketergantungan terhadap buku paket diperparah dengan adanya Lembar Kerja Siswa (LKS) yang beredar tanpa melewati seleksi penilaian buku oleh instansi pendidikan yang berwenang. Untuk mencapai tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa, maka pemenuhan kebutuhan akan buku teks pelajaran yang berkualitas baik mutlak dilakukan.
8
Acuan Penulisan Buku Teks Pelajaran
Terdapat beberapa acuan penulisan buku teks pelajaran, yakni:
Kaidah isi buku teks pelajaran yang mencakup :
a)      Cakupan isi sesuai dengan kurikulum yang berlaku
b)      Urutan sajiannya sesuai dengan waktu yang ditentukan dalam kurikulum,
c)      Tingkat kesulitan sesuai dengan tahapan pembelajaran yang ditentukan di kurikulum. Sedangkan kaidah/teknik penulisan seharusnya menggunakan bahasa Indonesia yang baku, menggunakan kalimat yang efektif, dan menggunakan huruf yang standar,
d)     Dilengkapi contoh dan gambar yang memperjelas materi.
   Ketentuan dalam menyusun buku teks pelajaran (persyaratan yang berkaitan dengan isi), yaitu:
a)      Memuat sekurang kurangya materi minimal yang harus dikuasai peserta didik/diklat
b)      Relevan dengan tujuan dan sesuai dengan kemampuan yang akan dicapai
c)      Sesuai dengan ilmu pengetahuan yang bersangkutan
d)     Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
e)      Sesuai dengan jenjang dan sasararan
f)       Isi dan bahan mengacu pengembangan konsep, prinsip, teori
g)      Tidak mengandung muatan politis maupun hal yang berbau sara
   Buku teks pelajaran harus memiliki 3 bagian utama, yaitu bagian awal isi (cover), bagian isi, dan bagian akhir.
   Untuk menjadi penulis buku ajar, dapat diawali dengan tahapan-tahapan berikut: membaca dan menelaah Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SKKD); menyusun peta konsep. Peta konsep adalah sistematika pendistribusian materi yang mengacu kepada SKKD, semacam daftar isi; mengumpulkan materi yang relevan dengan SKKD untuk dijabarkan sesuai dengan peta konsep; membaca buku ajar yang telah dinyatakan lolos BSNP agar memperoleh inspirasi dan dapat membuat modifikasi; memahami instrumen penilaian buku ajar yang telah ditetapkan BSNP; mengembangkan materi sesuai dengan peta konsep; merefleksikan koherensi materi dalam satu bab/unit untuk ditemukan kekurangan; minta pertimbangan pihak lain untuk memberi kritikan atau input hingga pada tahap buku siap dicetak.
   Dalam membuat sebuah buku pelajaran harus disesuaikan dengan undang-undang yang berlaku, diantaranya syarat penulisan buku teks pelajaran yang telah ditetapkan oleh BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan).
   Kesesuaian tulisan artikel dengan Peraturan Pemerintah mengenai Buku Teks Pelajaran
9
Keterbacaan
Hal yang perlu diperhatikan dalam penyampaian informasi atau pesan (message) melalui media tulis atau cetak ialah sejauh mana pesan itu dapat ditangkap, dimengerti, dan dipahami oleh pembaca. Kemampuan membaca dan kemampuan memahami makna bacaan dianggap merupakan persyaratan awal yang perlu dimiliki seseorang untuk dapat menangkap dan memahami pesan yang disampaikan melalui media tulis/cetak. Keterbacaan dalam buku mencakup keterbacaan dari segi konsep atau isi buku. Keterbacaan seharusnya telah diperhatikan oleh penulis ketika menyusun bahan belajar serta oleh editor ketika menyunting naskah itu sebelum diterbitkaan. Guru pun seharusnya telah meneliti keterbacaan bahan belajar sebelum dipergunakan oleh siswa.
10
Penilaian Buku Teks Pelajaran (Bahasa Indonesia SMP)
Hal-hal yang dinilai dalam pemilihan buku teks pelajaran Bahasa Indonesia yakni:
1.    Kelayakan isi, dilihat dari kesesuaian uraian materi dengan SK dan KD, keakuratan materi, dan materi pendukung pembelajarannya.
2.    Kelayakan Penyajian, dilihat dari teknik penyajian dan penyajian pembelajarannya







·         Kesimpulan

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dari sepuluh artikel di atas, terdapat beberapa masalah yang harus diteliti lebih lanjut lagi. Masalah tersebut antara lain:
1.    Acuan dalam Penulisan Buku Teks Pelajaran
2.    Keterbacaan
Alasan saya memilih masalah tersebut di atas karena sampai saat ini masih banyak buku teks pelajaran yang belum mengacu pada kaidah-kaidah dan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh peraturan menteri pendidikan maupun undang-undang yang telah ditetapkan. Alasan berikutnya mengenai masalah kedua yakni mengenai masalah keterbacaan, karena belum lama ini terdapat berbagai kasus mengenai keterbacaan buku teks pelajaran, contoh sederhana yang sering kita temukan seperti penggunaan bahasa yang tidak seharusnya digunakan pada buku teks pelajaran sekolah dasar, yang menyebabkan mereka bertanya-tanya kepada orang tua tentang arti dari kata itu. Hal ini perlu diperhatikan lagi bagi seorang penulis buku teks pelajaran. Sebelum menulis, seharusnya penulis memahami betul hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam menulis suatu buku teks pelajaran.

FIRDAUS SUHARTA
1215086077

Selasa, 09 Oktober 2012

MENULIS BUKU TEKS PELAJARAN

Tata Cara Menulis Buku Teks Pelajaran
(Disunting dari berbagai sumber)


Tim Penyusun:  Aji Umar Hadi
                               Firdaus Suharta
                               Riswan Marbun


Latar Belakang

Buku merupakan sekumpulan informasi pengetahuan yang dapat dijadikan pedoman atau sumber pengetahuan.  Dalam penulisan buku  teks Pelajaran diperlukan beberapa ketentuan agar buku yang disusun memberikan informasi yang utuh. Ketentuan-ketentuan tersebut haruslah terdapat didalam sebuah buku. Buku dikelompokkan menurut peruntukannya dilihat dari kepentingan pendidikan dapat dibedakan sebagai buku pelajaran dan buku bacaan.
Buku pelajaran berisi informasi yang dapat dijadikan sumber belajar berdasarkan kurikulum pendidikan dasar, menengah, tinggi, sedangkan buku bacaan adalah buku umum yang tidak terkait dengan kurikulum pendidikan.  Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 2 Tahun 2008, semua buku digolongkan dalam empat kelompok denga istilah dan pengertia yang berbeda, yakni buku teks pelajaran, buku panduan guru, buku pengayaan, dan buku referensi. Dalam artikel ini, pembahasan lebih condong kea rah buku teks pelajaran
Buku teks pelajaran atau sering juga disebut buku wajib atau buku paket adalah buku yang digunakan oleh siswa dan guru dalam kegiatan pembelajaran. Buku ini  memuat bahan pembelajaran yang dipilih dan disusun secara teratur dari suatu mata pelajaran yang minimal harus dikuasai oleh siswa maupun guru pada tingkat dan jenis pendidikan tertentu. Belakangan ini buku pelajaran pokok ini disebut juga buku teks pelajaran (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 11 Tahun 2005)
       Buku Teks pelajaran adalah buku acuan wajb untuk digunakan di sekolah yang memuat materi pembelajaran dalam rangka peningkatan keimanan dan ketakwaan, budi pekerti dan kepribadian, kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, kepekaan dan kemampuan estetis, potensi fisik dan kesehatan yang disusun berdasarkan standar nasional pendidikan.

Pembahasan

Ketentuan-Ketentuan Pembuatan Buku Teks Pelajaran

Persyaratan yang berkaitan dengan isi
  1. Memuat sekurang kurangya materi minimal yang harus dikuasai peserta didik/diklat
  2. Relevan dengan tujuan dan sesuai dengan kemampuan yang akan dicapai
  3. Sesuai dengan ilmu pengetahuan yang bersangkutan
  4. Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
  5. Sesuai dengan jenjang dan sasararan
  6. Isi dan bahan mengacu pengembangan konsep, prinsip, teori
  7. Tidak mengandung muatan politis maupun hal yang berbau sara

  Persyaratan penyajian
  1. Uraian teratur sesuai dengan urutan setiap bab
  2. Saling memperkuat dengan bahan lain dan kontekstual
  3. Menarik minat dan perhatian sasaran pembaca
  4. Menantang dan merangsang untuk dibaca dan dipelajari
  5. Mengacu pada aspek koginitif, afektif dan psikomotor
  6. Penyajian yang menggunakan bahasan ilmiah dan formal

 persyaratan yang berkaitan dengan bahasa

  1. Menggunakan bahasa Indonesia yang benar
  2. Menggunakan kalimat yang sesuai dengan kematangan dan perkembangan  sasaran pembaca
  3. Menggunakan istilah, kosakata, indeks, symbol yang mempermudah pemahaman
  4. Menggunakan kata kata terjemahan yang dibakukan

persyaratan yang berkaitan dengan Ilustrasi
  1. Relevan dengan konsep, prinsip yang disajikan.
  2. Tidak mengunakan kesinambungan antar kalimat. Antar bagian dan antar paragraph.
  3. Merupakan bagian terpadu dari bahan ajar
  4. Jelas, baik dan merupakan hal-hal esensial yang membantu memperjelas materi

BAGIAN-BAGIAN DARI BUKU TEKS PELAJARAN

Umumnya buku terdiri dari tiga bagian yang mencakup :

Bagian awal yang berisi
Halaman cover, berisi tentang judul, pengarang, gambar sampul , nama departemen,      tahun terbit.
  1. Halaman judul , berisi judul, pengarang/penulis, gambar sampul,  tahun terbit, nama depertemen
  2. Daftar isi, yang membuat, judul bab, sub bab, dan nomor halaman
  3. Daftar lain seperti : daftar gambar, daftar table, daftar lampiran.

Bagian isi 
        Bagian ini berisi bab-bab, dan setiap bab terdiri sub bab-sub bab dan pokok pokok bahasan yang menjadi inti naskah buku dan memuat uraian penjelasan, proses operasional atau langkah kerja dari setiap bab maupun sub bab. Dengan demikian paragraf merupakan unit terkecil suatu pokok bahasan. Paragraf tersebut harus saling mendukung dan merupakan suatu kesatuan yang koheren. Apabila diperlukan penjelasan dan uaraian dari masing-masing bab dilengkapi dengan table, bagan, gambar dan ilustrasi lain. pada baigian isi buku dikelompokkan menjadi beberapa bab, dalam setiap bab disamping berisi informasi umumnya diakhiri dengan rangkuman dan latihan soal.

Bagian akhir
Pada bagian akhir dari suatu buku biasanya berisi antara lain :
  1. lampiran, bila lampiran lebih dari satu lembar harus diberi nomor urut arab
  2. Glosarium (jika ada), kata/istilah yang berhubungan dengan uraian diktat sehingga memudahkan pemahaman pembanca
  3. Kepustakaan, ada beberapa cara menulkiskan kepustakaan, namum namum demi keseragaman dipilih satu dari sekian cara tersebut, sengan ketentuan sebagai berikut :
    1. Hendaknya digunakan buku acuan yang relevan dengan bahan kajian yang akan ditulis, tidak ketinggagalan perkembangan teknologi dan sesuai dengan disiplin ilmu
    2. kepustakaan disusun dengan urutan  abjad,  urutannya sebagai berikut :
Mulyasan,E, 2003, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Pt Remaja Rosda Karya, Bandung
  1. Indeks : pencantuman  indeks dimaksudkan sebagai petunjuk untuk mengetahui dengan mudah uraian suatu teori, atau fakta yang terdapat pada halaman tertentu, penulisan indeks dengan pengaturan sbb :
1)     entri disusun menurut abjad dan tidak bernomor urut
2)     entri diawali dengan huruf kecil , kecuali berupa nama
3)     entri diikuti dengan tanda koma dan nomor halaman tempat entri berada

KETERBACAAN

        Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam penyampaian informasi atau pesan (message) melalui media tulis atau cetak ialah sejauh mana pesan itu dapat ditangkap, dimengerti, dan dipahami oleh pembaca. Hal itu perlu karena pesan yang penting dan bermanfaat akan menjadi sia-sia kalau si penerima pesan atau pembaca tidak dapat menangkap pesan itu dengan baik. Kemampuan membaca dan kemampuan memahami makna bacaan dianggap merupakan persyaratan awal yang perlu dimiliki seseorang untuk dapat menangkap dan memahami pesan yang disampaikan melalui media tulis/cetak. Akan tetapi persoalannya tidak sesederhana itu. Apabila dilihat kegiatan menulis dan membaca sebagai suatu proses komunikasi, maka tujuan komunikasi sebenarnya tidak hanya sebatas pesan itu sampai dan dipahami oleh pembaca tetapi diharapkan dapat memberikan pengaruh sehingga terjadi perubahan prilaku pembaca (dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak sadar menjadi sadar, atau dari tidak mampu menjadi mampu berbuat). Lebih jauh, Rudolf Flesch (1962) berpendapat bahwa keberhasilan penyampaian pesan ditandai dengan pembaca membacanya lebih cepat, lebih menikmatinya, lebih mengerti, dan mengingatnya lebih lama. Pendapat tersebut selaras dengan prinsip belajar dengan menggunakan bantuan media.
        Dalam proses pembelajaran yang menggunakan bahan belajar cetak sebagai sumber belajar utama, di samping pembelajar, keterbacaan (readability) menjadi permasalahan tersendiri. Berdasarkan berbagai penelitian diketahui bahwa pebelajar mendapat dan memahami bahan belajar lebih banyak dari buku dari pada sumber belajar lainnya. Kesimpulan ini cukup beralasan mengingat informasi dalam buku dapat dibaca berulang kali, direnungkan, dibedah, dan didiskusikan. Oleh karena itu, untuk meningkatkan fungsi buku sebagai sumber informasi, pesan yang disampaikan melalui buku perlu dirancang, disusun dan disajikan dalam bentuk yang tidak saja menarik secara visual tetapi juga mudah dimengerti. Apalagi dalam penyusunan bahan belajar mandiri, seperti modul, keterbacaan bahan belajar menjadi sangat menentukan keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran oleh karena pebelajar diharapkan dapat memahami bahan belajar tanpa bantuan atau sesedikit mungkin menggunakan bantuan orang lain.

PENGERTIAN KETERBACAAN
         Secara semantik, Kamus Besar Bahasa Indonesia menjelaskan arti keterbacaan sebagai “ perihal dapat dibacanya teks secara cepat, mudah dimengerti, dipahami, dan mudah diingat” (hlm. 72). Dari berbagai definisi yang memberikan hakikat keterbacaan (readability) dapat disimpulkan bahwa keterbacaan itu adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kemudahan atau kesulitan memahami suatu bacaan. Keterbacaan berkaitan dengan keadaan tulisan atau cetakan yang jelas, mudah, menarik, dan menyenangkan untuk dibaca sehingga pesan yang disampaikan penulis benar-benar sampai secara tepat kepada pembaca.

FORMULA KETERBACAAN
         Keterbacaan dapat diukur dengan menggunakan sejumlah formula (rumus) keterbacaan seperti, The Dale-Chall Formula, The Fry Readibility Graph, Reading Ease Formula, Flesch Reading Ease/Plesch-Kincaid Grade Level Tools, SMOG Test, Cloze Test dan Fog Index. Semua formula tersebut dipergunakan sebagai alat untuk mengukur dan mengetahui tingkat kesulitan memahami suatu bahan bacaan. Masing-masing formula memiliki keunggulan dan kelemahan. Berikut ini akan diberikan gambaran tentang SMOG Grading, Cloze Test dan Fog Index.
1. Flesch Reading Ease/Plesch-Kincaid Grade Level Tools
2. SMOG Test
3. Cloze Test
4. Fog Index

PENGGUNAAN CLOZE TEST DAN FOG INDEX.
         Cloze Test dan Fog Index yang dibicarakan dalam tulisan ini bukanlah teknik dan formula yang terbaik dari sekian banyak teknik dan formula yang ada. Kedua cara ini dikemukakan hanya karena dianggap lebih praktis, lebih cepat, dan lebih mudah untuk digunakan. Secara umum dapat dikatakan bahwa kata-kata sulit bukanlah semata-mata ukuran untuk menentukan tingkat kesulitan bahan bacaan. Hasil uji keterbacaan juga dianggap sulit digeneralisasikan untuk calon pembaca sasaran yang sifatnya heterogen apalagi kalau sangat heterogen. Kenyataan ini ikut mendorong penerapan kebijakan lokal atau kebijakan berbasis sekolah
        Cloze Test diujikan kepada calon pembaca sasaran. Awalnya Fog Index dipergunakan untuk menguji keterbacaan dalam bahasa Inggris. Dalam bahasa tersebut panjang kata dianggap ikut menentukan kesulitan kata itu. Asumsi tersebut belum tentu sepenuhnya benar. Dapat saja kata itu hanya terdiri dari satu suku kata tapi asing bagi pembaca sehingga dianggap sukar. Kesukaran suatu kata juga ditentukan oleh frekwensi kata itu dipergunakan oleh pembaca. Pendapat ini juga berlaku untuk semua bahasa. untuk menguji keterbacaan suatu naskah ada baiknya menggunakan tidak hanya satu jenis cara saja tetapi ada baiknya dibandingkan dengan cara lain. Kalau Cloze Test memerlukan banyak biaya dan waktu, Fog Index nampaknya lebih hemat karena dapat dilakukan oleh penulis, atau editor, atau guru sendiri tanpa bantuan orang lain.
      Hasil test keterbacaan tidak hanya bermanfaat bagi penulis dalam memperbaiki naskahnya, namun juga dapat bermanfaat bagi guru dalam memprediksi konsep-konsep yang sukar bagi siswanya. Dengan demikian guru dapat memberikan penjelasan yang lebih rinci untuk konsep-konsep tersebut sehingga siswa dapat memahami keseluruhan materi pelajaran lebih baik.

“WAWANCARA MENGENAI PENGALAMAN MENULIS DALAM MENULIS BUKU PELAJARAN”
 Buku mengandung informasi yang dapat dimanfaatkan untuk mengetahui apa yang terjadi pada masa yang lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang sehingga memperluas wawasan pembacanya serta dapat menjadi sumber inspirasi untuk memperoleh gagasan baru. Buku juga dapat berisi ilmu pengetahuan , teknologi, dan seni yang bermanfaat dan berkualitas. Informasi dalam buku dapat juga memberikan hiburan yang menyegarkan. Akan tetapi, buku juga dapat berisikan hal-hal negative yang cenderung berdampak buruk kepada para pembacanya. Sebuah buku bisa berisi informasi propaganda atau ajakan provokasi yang bisa menyesatkan dan membuat pengaruh-pengaruh buruk kepada pembaca. Lebih buruk lagi dari hal tersebut, buku mampu merusak moral dan juga sekaligus mental pembacanya, berdasarkan apa yang dimuat dalam buku tersebut.
Teknologi informasi dan komunikasi yang berkembang sangat pesat dalam zaman ini, telah memberikan peluang yang besar dalam pengaruhnya memungkinkan lalu lintas penyajian informasi dengan sangat mudah,cepat,dan menarik. Akan tetapi penerbit, percetakan, dan toko buku berkembang terus dan masih banyak buku beredar dan dipergunakan dimana-mana. Oleh karena itu, penulis mesti mengerti apa yang sesungguhnya ingin dituangkan dalam buku
Sebelum masuk kepada wawancara penulis mengenai pengalaman dari mereka dalam menulis dan membuat sebuah buku, kita mesti mengetahui terlebih dahulu apa sih sebenarnya buku tersebut ? Banyak sekali definisi atau pengertian dari buku tersebut. Berikut adalah beberapa definisi buku :
Menurut Ensiklopedia Indonesia (1980; 538) menjelaskan, “Dalam arti luas buku mencakup semua tulisan dan gambar yang ditulis dan dilukis atas segala macam lembaran papyrus, lontar, perkamen, dan kertas dengan segala bentuknya: berupa gulungan, dilubangi, dan diikat atau dijilid muka dan belakangnya dengan kulit, kain, karton, dan kayu”. Pengertian buku menurut penulis tidak hanya sebagai lembaran kertas yang berusi tulisan saja,tetapi buku juga beliau jadikan sebagai tempat untuk beramal.
Andriese, dkk (1993: 16-17) menjelaskan buku dengan lebih sederhana dengan mengatakan “..informasi tercetak diatas kertas yang dijilid menjadi satu kesatuan”. Dengan pengertian yang demikian, buku memiliki empat sifat pokok, yaitu (1) berisi informasi, (2) informasi itu ditampilkan dalam wujud cetakan, (3) media yang dipergunakan adalah kertas dan (4) lembaran-lembaran kertas itu dijilid dalam bentuk satu kesatuan.
UNESCO (1964) sebagaimana dikutip oleh Andriese dkk. Mendefinisikan buku sebagai “..publikasi tercetak, bukan berkala, seperti majalah dengan jumlah halaman paling sedikit sebanyak 49 halaman” Definisi ini memberikan penekanan buku sebagai suatu hasil terbitan yang bukan berkala, seperti majalah dengan jumlah halaman paling sedikit 49 tidak begitu jelas pembatasan jumlah halaman ini. Contohnya dalam buku untuk pra sekolah kebanyakan tidak melebihi 49 halaman dan juga tidak terbit secara berkala itu tidak dapat disebut buku.
Walaupun Rumusan definisi buku berbeda-beda, tetapi terdapat hal-hal yang sama, seperti mengandung informasi, tercetak, dijilid serta bagian luarnya diberi pelindung terbuat dari kertas tebal,karton dan bahan lain. Selain itu definisi buku menunjukkan bahwa adanya unsur-unsur yang sama pada setiap buku, tetapi bukan berarti buku itu sama.
Berdasarkan keterangan diatas, dalam penulisan buku teks pelajaran memiliki tata cara dalam penulisan. Namun, apakah hal tersebut benar-benar diterapkan dalam pembuatan buku teks pelajaran. Maka dari itu kami melakukan wawancara langsung dengan seorang ahli. Berikut hasil wawancara kelompok kami:

HASIL WAWANCARA
27 September 2012

Narasumber: Dr Sridadi Pudjo Suparto

Dr. Sridadi Pudjo Suparto, lahir di Solo 15 Mei 1945. Sejak 1970 meniti karir di BKKBN diawali sebagai anggota tim Pengembang Sistem Pendidikan dan Pelatihan KB tahun 1971 bersama para pakar dari Bank Dunia dan USAID. Tahun-tahun berikutnya senantiasa bertindak sebagai praktisi dan pengambil kebijakan bidang pendidikan dan pelatihan. Jabatan sebagai Deputi Kepala BKKBN bidang Pelatihan dan Pengembangan merupakan jabatan terakhir yang diembannya sebelum pindah jalur sebagai tenaga fungsional Dosen Universitas Negeri Jakarta pada tahun 2005.
Pendidikan Strata satu (S1) ditempuh di IKIP Surakarta dan IKIP Jakarta pada jurusan Ilmu Administrasi. Strata dua (S2) di IKIP Jakarta yang tidak diselesaikan karena memenuhi syarat untuk masuk program Strata tiga (S3) tanpa harus menyelesaikan S2 nya. S3 ditempuh dengan program sandwich dengan State University of New York di Albany. Upaya pengayaan untuk mempertajam profesionalitasnya diperoleh melalui berbagai program pendidikan dan pelatihan di Universiatas-universitas, seperti Philippines, Connecticut, Syracuse, Chicago, Southern California, San Francisco, Hawaii, New York State, Brooklyn dan Massachussetts, serta berbagai program pembangunan dan kependudukan antara lain pada Center for Development and Population Activities (CEDPA) di Washington, leadership dan Learning Organization serta rencana stratejiknya di John Hopkins University, marketing dalam pelatihan di American University di Cairo bekerja sama dengan Ronny Adikarya yang merupakan Pakar Pelatihan, program Gender, Youth and Information Technology yang masing-masing di negara Korea, Thailand, Jepang dan terakhir kebersamaannya dengan tim KB dalam menyongsong globalisasi dengan mengikuti Workshop tentang ICT di Asian Institute of Technology di Thailand tahun 2003.
Berbagai kunjungan ke beberapa negara dalam rangka pertemuan negara selatan, promosi untuk benchmarking dan kerja sama di bidang pertukaran pengalaman yang dikemas dalam program pelatihan Internasional, antara lain Bangladesh, Pakistan, China, Egypt, Vietnam, Cambodia, Malaysia, Tunisia, Taiwan dan Philippines.
Sebagai seorang yang menjabat menjadi praktisi dan pengambil kebijakan bidang pendidikan dan pelatihan, dan sekarang beliau sebagai tenaga fungsional Dosen Universitas Negeri Jakarta semenjak tahun 2005, tentunya beliau memiliki banyak pengalaman. Hal itu bisa kita lihat dari tulisan-tulisan yang sudah dibuatnya. Buku-buku yang sudah dan sedang dalam proses penerbitan: Difusi organisasi belajar pada lembaga pendidikan dan pelatihan; Fase pembelajaran menuju organisasi berkembang; Mengemas pengalaman dalam pelatihan internasional; Pelatihan & teknologi kinerja, perkembangan & aplikasinya; Dimensi pembelajaran dalam membangun keluarga sejahtera; Evaluasi pelatihan dan kinerja; Menjadi unggulan dengan meningkatkan kemandirian; Profil petugas lapangan pembelajaran & kinerja; E-learning dan peningkatan kualitas kinerja petugas lapangan keluarga berencana; Peran media dalam pembelajaran; Desain pelatihan; Pengembangan program diklat; dan Strategi pelatihan.
            Banyaknya pengalaman beliau dan contoh bukunya yang sudah digunakan saat perkuliahan Strategi Diklat dan Pengembangan Program Diklat, menjadi landasan kami untuk menjadikan beliau sebagai narasumber kami. Berikut hasil wawancara kelompok kami dengan beliau:

Pertanyaan  : Apa yang Ibu rasakan ketika menulis, entah itu sebuah buku atau hal lainnya yang berkaitan dengan kegiatan menulis?

Jawab        : Dalam menulis, banyak yang bisa kita rasakan, yang pertama dari sisi sang penulis itu sendiri, dan kedua dari sisi pembaca. Dari sisi penulis, kita harus total ya, maksudnya harus fokus dalam menulis. Yang pasti hal yang dirasakan adalah kesenangan tertentu jika hasil tulisan saya berguna untuk orang lain. Satu hal lagi yang paling penting, menulis adalah salah satu cara saya untuk beramal, karena beramal tidak harus menggunakan harta kekayaan yang kita miliki, seperti berupa uang atau barang-barang berharga, tetapi beramal juga bisa dilakukan dengan ilmu pengetahuan yang kita miliki. Dari segi pembacanya, kita harus mengetahui terlebih dahulu apa yang menjadi kebutuhan mereka, siapa sasaran kita dan semua hal terkait dengan calon pembaca dari tulisan kita nantinya. Nah disini kita harus memiliki kepekaan terhadap sekitar kita sebagai seorang penulis, agar nantinya kita dapat mengetahui bahasa seperti apa yang akan kita gunakan dan lainnya yang berkaitan dengan tulisan kita.

Pertanyaan  : Apa pengalaman menarik yang Ibu alami saat menulis, khususnya dalam menulis Buku Teks Pelajaran?

Jawab            : Banyak pengalaman yang saya dapatkan ketika menulis, karena semua tulisan saya berasal dari kenyataan yang sudah pernah saya alami sendiri, menulis dapat menjadi tempat saya berbagi ilmu dan beramal. Buku yang selama ini saya tulis masih terkait dengan kebutuhan untuk perkuliahan, dan saya jadikan sebagai bahan ajar untuk perkuliahan. Hal yang saya dapatkan adalah betapa bahagianya jika kita dapat membagi pengalaman kepada orang lain, selain itu saya merasa lebih mudah dalam menyampaikan materi. Mungkin untuk kedepannya saya akan menulis buku yang sangat berbeda dengan yang biasa saya tulis sebelumnya, contohnya seperti buku tentang biografi Bapak (suami Bu Sridadi), lalu tentang ibu saya sendiri yang bagaimana tegasnya beliau dalam mendidik anak-anaknya dan membina keluarga, karena menurut saya mereka adalah orang-orang yang sangat hebat, karena mereka juga lah saya bisa menjadi seperti yang kalian lihat saat ini. Untuk kedepannya bahkan saya akan menulis tentang diri saya sendiri.

Pertanyaan     : Apa sih manfaat yang ibu dapatkan dengan menulis?

Jawab         : Wah banyak sekali ya yang dapat kita peroleh dengan menulis. Salah satu manfaat dari menulis ya seperti tadi yang sudah saya katakana, menulis bisa sebagai tempat untuk beramal, selain itu dengan menulis kita juga dapat menuangkan pengalaman pribadi kita, dan yang paling terpenting adalah sebagai bentuk knowledge management  (Manajemen Pengetahuan), agar kita tidak mudah lupa dengan apa yang sudah kita pelajari dan mampu berbagi dengan yang lain.

Pertanyaan  :  Apa tips atau cara yang ingin ibu berikan kepada penulis-penulis lainnya?

Jawab           : Ada dua macam penulis, yang pertama penulis yang dikejar-kejar deadline, dan yang kedua penulis yang memang hanya mau menulis karena ia hobi menulis. Kedua macam jenis penulis ini tentunya memiliki cara menulis yang berbeda, intinya adalah kedua tipe tersebut harus mengetahui apa yang ingin mereka tulis, segala yang ingin ditulis harus sudah ada didalam kepala. Setelah itu mereka harus melakukan riset terlebih dahulu agar tulisan yang telah dibuat dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya, lalu kita juga harus mengetahui siapa sasaran atau pembaca tulisan kita, contohnya ketika kita menulis buku cerita untuk anak-anak, tidak mungkin kita menggunakan bahasa atau percakapan orang dewasa. Keuntungan lainnya dari mengetahui sasaran adalah ketika kita telah sampai pada tahap pencetakan, seorang penulis juga harus mengetahui kira-kira bukunya akan dibaca oleh berapa banyak orang, jadi dapat mengurangi mubazirnya buku yang dicetak. Selanjutnya buatlah frame atau kerangka penulisan, hal ini sangat penting, karena ketika nanti menulis, kita sudah punya acuan dari apa saja yang ingin kita tulis. Tips terakhir untuk menjadi seorang penulis adalah banyak-banyak membaca, karena dengan membaca kita dapat menambah wawasan dan ide, serta pelajarilah bagaimana sistematika menulis yang baik dan benar, kita bisa mendapatkannya dengan mudah, karena sekarang ini telah banyak buku yang membahas tentang bagaimana cara menulis sebuah buku yang tepat guna.


KESIMPULAN

          Berdasarkan hasil wawancara yang kami lakukan bersama Dr. Sridadi Pudjo Suparto, terdapat beberapa point penting mengenai segala sesuatu yang terkait dengan menulis buku. Beberapa diantaranya adalah :
  • Banyak Pengalaman yang dirasakan :
 Menurut Beliau, Dalam melakukan sebuah ritual menulis, banyak yang bisa kita rasakan, yang pertama dari sisi sang penulis itu sendiri dimana sang penulis harus fokus kepada apa yang akan ditulis. dan kedua dari sisi pembaca kita harus mengetahui apa saja yang dibutuhkan oleh pembaca. Jangan sampai apa yang kita tulis itu tidak dibutuhkan oleh pembaca, maka dari itu dituntutlah kepekaan dari penulis itu sendiri sebagai seorang penulis, agar nantinya kita dapat mengetahui bahasa seperti apa yang akan kita gunakan dan lainnya yang berkaitan dengan tulisan kita.
  • Sebagai sarana beramal
 Menurut Beliau banyak pengalaman yang bisa didapatkan dan dirasa ketika menulis, karena semua tulisan yang beliau buat itu berasal dari kenyataan yang sudah pernah beliau alami sendiri, menulis dapat menjadi tempat berbagi ilmu dan beramal. Buku yang selama ini ditulis masih terkait dengan kebutuhan untuk perkuliahan, dan jadikan sebagai bahan ajar untuk perkuliahan. Hal yang didapatkan dalam menulis adalah betapa bahagianya jika kita dapat membagi pengalaman kepada orang lain, selain itu beliau juga merasa lebih mudah dalam menyampaikan materi. Mungkin untuk kedepannya akan menulis buku yang sangat berbeda dengan yang biasa ditulis sebelumnya, contohnya seperti buku tentang biografi Bapak (suami Bu Sridadi), lalu tentang ibu sendiri (Bunda dari Ibu Sridadi) yang bagaimana tegasnya beliau dalam mendidik anak-anaknya dan membina keluarga, karena menurut saya mereka adalah orang-orang yang sangat hebat, karena mereka juga lah saya bisa menjadi seperti yang kalian lihat saat ini. Untuk kedepannya bahkan saya akan menulis tentang diri saya sendiri (Mencoba menulis biografi diri sendiri)
  • Sebagai tempat menuang dan berbagi perasaan
Menurut Beliau, dalam menulis atau membuat sebuah buku, selain sebagai tempat beramal dengan menulis kita juga dapat menuangkan pengalaman pribadi kita, dan yang paling terpenting adalah sebagai bentuk knowledge management, agar kita tidak mudah lupa dengan apa yang sudah kita pelajari. Selain itu menurut beliau terdapat dua macam penulis, yang pertama penulis yang dikejar-kejar deadline, dan yang kedua penulis yang memang hanya mau menulis karena ia hobi menulis. intinya adalah kedua tipe tersebut harus mengetahui apa yang ingin mereka tulis, setelah ditulis , mereka lalu melakukan riset, agar tulisan mereka benar dan tidak mengarang belakang lalu kita juga harus mengetahui siapa sasaran atau pembaca tulisan kita, Selanjutnya buatlah frame atau kerangka penulisan, hal ini sangat penting, karena ketika nanti menulis, kita sudah punya acuan dari apa saja yang ingin kita tulis. Tips terakhir untuk menjadi seorang penulis adalah banyak-banyak membaca, karena dengan membaca kita dapat menambah wawasan dan ide, serta pelajarilah bagaimana sistematika menulis yang baik dan benar, kita bisa mendapatkannya dengan mudah, karena sekarang ini telah banyak buku yang membahas tentang bagaimana cara menulis sebuah buku yang tepat dan berguna.

Tips dan Trik dalam membuat buku teks pelajaran

1.  Apa yang ingin ditulis harus sudah ada dikepala
2. Buat kerangka tulisan/frame tulisan yang ingin kita tulis, agar tulisan lebih terarah atau tidak ngalur kidul
3.  Lakukan riset agar tulisan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
4.  Lihat siapa sasaran yang dituju, agar hasilnya tepat guna
5.  Pelajari mengenai tatacara penulisan buku teks pelajaran
6. Sering-sering lah membaca buku dan artikel untuk menambah wawasan dan ide untuk menulis

        
SUMBER REFERENSI :

KETERBACAAN « Bintangsitepu's Blog.htm

Pembuatan Buku Teks Pelajaran « Belajar jadi Guru
(http://aguswuryanto.wordpress.com/)

Teknik Menyusun Buku Teks.htm

Menulis Buku Teks » Catatan Sawali Tuhusetya.htm

Buku dan Perkembangannya « Bintangsitepu's Blog.htm

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 2 Tahun 2008

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 11 Tahun 2005